Friday 9 October 2015

Makalah PERILAKU KONSUMEN, TEORI NILAI GUNA (UTILITY)




PERILAKU KONSUMEN, TEORI NILAI GUNA (UTILITY)




DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

NENENG HARDIAH               (90400114081)
 ROSDIANA                               (90400114090)
 NURISMI. P SYAHBANI        (90400114100)
JUMIATI                                    (90400114112)
A. NURAILKA                          (90400114123)






 


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR


2014










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada suatu tujuan. Dengan kata lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Konsumen adalah individu yang mengkonsumsi barang dan jasa. Dalam melakukan kegiatan konsumsi konsumen berperilaku macam-macam. Namun, pada intinya konsumen ingin memaksimalkan kepuasan dengan sejumlah pendapatan yang dimilikinya.
Seperti yang kita ketahui bahwa semakin tinggi harga suatu barang, semakin sedikit permintaan terhadap  barang tersebut. Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut.
Pada makalah ini akan dibahas tentang teori ekonomi yang mempelajari tentang kepuasan yang diterima seseorang dari mengkonsumsi suatu barang.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja pembahasan teori perilaku konsumen ?
2.      Apa saja pembahasan teori nilai guna (utility) ?
3.      Apa yang dimaksud dengan hipotesis utama teori nilai guna ?
4.      Bagaimanakah cara dan apa syarat untuk memaksimumkan nilai guna ?
5.      Fator-faktor apa sajakah yang menyebabkan permintaan suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan ?
6.      Bagaimanakah teori nilai guna menjelaskan tentang surplus konsumen?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah, untuk memenuhi tugas Ekonomi Mikro, juga untuk menambah wawasan penulis serta pembaca tentang perilaku konsumen dan teori nlai guna (teori utility).

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teori Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen adalah teori yang mempelajari tentang proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Dengan demikian, perilaku konsumen ini didasarkan pada teori perilaku konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.[1]
Teori perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan : pendekatan nilai guna kardianal (marginal utility) dan pendekatan nilai guna ordinal (indifference curve). Dalam pendekatan nilai guna kardinal, yaitu mengenai manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengonsumsi barang dapat dinyatakan secara kuantitatif, dengan anggapan bahwa konsumen akan memaksimumkan kepuasan yang dapat dicapainya. Dalam pendekatan nilai guna Ordinal, yaitu manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengonsumsi barang-barang tidak dikuantifikasi atau tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif sehingga perilaku konsumen dalam memilih barang yang akan memaksimumkan kepuasan ditunjukkan dalam kurva kepuasan sama, yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberi nilai guna (kepuasan) yang sama.
B.     Teori Nilai Guna (Utility)
Teori nilai guna yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang tertentu. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai guna. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka nilai guna semakin rendah pula.
Dalam teori nilai guna dibedakan menjadi dua pengertian :
1.      Nilai guna total
Dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
2.      Nilai guna marjinal
Nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.
Untuk melihat dengan lebih jelas perbedaan kedua pengertian tersebut perhatikan contoh berikut. Nilai guna total dari mengonsumsi 10 buah mangga meliputi seluruh kepuasan yang diperoleh dari memakan mangga tersebut. Sedangkan nilai guna marjinal dari mangga yang kesepuluh adalah pertambahan kepuasan yang diperoleh dari memakan buah mangga yang kesepuluh.

C.    Hipotesis Utama Teori Nilai Guna
Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif yaitu apabila konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin sedikit. Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus-menerus dalam megkonsumsi suatu barang tidak secara terus-menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang yang mengkonsumsikannya. Misalnya, apabila seseorang yang berbuka puasa atau baru selesai berolahraga memperoleh segelas air, maka ia memperoleh sejumlah kepuasan daripadanya, dan jumlah kepuasan itu akan menjadi bertambah tinggi apabila ia dapat meminum segelas air lagi.
Hukum nilai guna Marjinal akan dapat dimengerti dengan lebih jelas apabila digambarkan dalam contoh secara angka dan selanjutnya contoh itu digambarkan secara grafik.
·         Contoh Angka
Dengan memisalkan bahwa kepuasan dari memakan mangga dalam satu hari dapat dinyatakan dalam angka, pada table berikut ini ditunjukkan nilai guna total dan nila guna marjinnal dari memakan berbagai jumlah buah mangga. Dalam contoh tersebut telah diperhatikan juga hipotesis di atas, yaitu tambahan nilai guna akan menjadi semakin menurun apabila konsumsi terus menerus ditambah. Contoh dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa hingga mangga kedelapan nilai guna marjinal adalah positif, maka nilai guna total secara terus menerus bertambah kepuasannya. Ketika memakan mangga yang kesembilan nilai guna marjina adalah negative. Ini berarti kepuasan dari memakan mangga mencapai tingkat yang paling maksimum apabila jumlah mangga yang dimakan adalah delapan.
Tabel, Nilai Guna Total dan Nilai Guan Marjinal dalam Angka :
Jumlah buah mangga yang dimakan
Nilai guna total
Nilai guna marjinal
0
0
-
1
30
30
2
50
20
3
65
15
4
75
10
5
83
8
6
87
4

7
89
2
8
90
1
9
89
-1
10
85
-4
11
78
-7

·         Contoh Grafik Nilai Guna
Berdasarkan pada angka-angka dalam tabel di atas dalam gambar berikut ini ditunjukkan kurva nilai guna marjinal. Dalam grafik (i), sumbu tegak menggambarkan nilai guna total dan sumbu datar menunjukkan jumlah barang yang dikonsumsi (digunakan). Grafik (ii) menunjukkan nilai guna marjinal yang diukur pada sumbu tegak, pada berbagai unit barang yang dikonsumsikan yang digambarkan pada sumbu datar.
Kurva nilai guna total (TU) bermula dari titik 0, yang berarti pada waktu tidak terdapat konsumsi, maka nilai guna total adalah nol. Pada mulanya kurva nilai guna total adalah menaik, yang berarti kalau jumlah konsumsi mangga bertambah, maka nilai guna total bertambah tinggi. Kurva nilai guna total mulai menurun pada waktu konsumsi mangga melebihi delapan buah. Kurva nilai guna marjinal (MU) turun dari kiri atas ke kanan bawah. Gambaran ini mencerminkan hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun. Kurva nilai guna marginal memotong sumbu datar sesudah jumlah mangga yang kedelapan. Berarti sesudah perpotongan tersebut nilai guna marjinal adalah negtif.







Gambar, Grafik Nilai Guna Total dan Marjinal
TU                                                                  MU













 


90
83                                                                    30
78
                                                      TU



                                                             Q                                                                  Q
0                   5           8           11                     0     1                     8        9                  MU

(i)         Nilai Guna Total                                  (ii) Nilai Guna Marjinal                                                           

D.    Pemaksimuman Nilai Guna
Salah satu pemisalan penting dalam teori ekonomi adalah setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya.dengan perkataan lain, setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya. Apabila yang dikonsumsikannya hanya satu barang saja, tidak sukar untuk menentukan oada tingkat mana nilai guna dari memperoleh dan menikmati barang itu akan mencapai tingkat yang maksimum. Tingkat itu dicapai pada waktu nilai guna total mencapai tigkat maksimum. Tetapi kalau barang yangdignakan adalah beragai jenis-jenisnya, cara unuk menentukan corak konsumsi barang-barang yang akan menciptakan nilai guna yang maksimum menjadi lebih rumit.

a.      Cara Memaksimumkan Nilai Guna
Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama besarnya
Misalnya, seseorang mengonsumsi tiga macam barang, yaitu sejenis pakaian, sejenis makanan, dan sejenis hiburan (katakanlah kegiatan menonton film). Didapatinya bahwa unit pakaian yang ketiga, unit makanan yang kelima, dan menonton film yang kedua memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya. Kalau harga dari ketiga barang tersebut adalah bersamaan, kepuasan yang maksimum (atau nilai guna yang maksimum) akan diperoleh orang tersebut apabila mengonsumsikan tiga unit pakaian, lima unit makanan, dan dua kali menonton film.

b.      Syarat Pemaksimuman Nilai Guna
Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah berbeda. Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang maksimum adalah: Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.
Misalkan seseorang melakukan pembelian dan konsumsi di atas dua acam barang yaitu makanan dan pakaian, dan berturut-turut harganya adalah 5000 rupiah dan50000 rupiah. Misalkan tambahan satu unit makanan akan memberikan nilai guna marjinal sebanyak 5, dan tambahan satu unit pakaian mempunyai nilai guna marjinal sebanyak 50. Andaikata orang itu mempunyai uang sebanyak 50000 rupiah, kepada barang apakah uang itu akan dibelanjakan ? dengan uang itu orang tersebut dapat membeli 10 unit tambahan makanan, maka jumlah nilai guna marjinal yang diperolehnya adalah 10 x 5 = 50. Kalau uang itu digunakan untuk membeli pakaian, yang diperolehnya hanyalah satu unit dan nilai guna marjinal dari satu unit tambahan pakaian ini adalah 50.
Dengan mudah dapat dilihat bahwa orang tersebut tidak perlu bersusah-payah untuk menentukan barang mana yang harus ditambah konsumsinya. Apa pun yang dipilih akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya. Berdasarkan kepada contoh di atas dapatlah dikemukakan hipotesis berikut :
1.      Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya apabila perbandingan nilai guna marjinal berbagai barang tersebut adalah sama dengan perbandingan harga barang-barang tersebut. Keadaan seperti itu wujud dalam contoh di atas. Perbandingan harga makanan dan pakaian adalah 5000:5000 atau 1:10, dan ini adalah sama dengan perbandingan nilai guna marginal makanan dan pakaian, yaitu 5:50 atau 1:10.
Atau
2.      Seorang akan memaksimalkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya apabila nilai guna marjinal untuk setiap rupiah yang dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsikan. Dalam contoh di atas nilai guna marjinal per rupiah dari tambahan makanan adalah: nilai guna marjinal/harga  = 5/5000 =1/1000. Dan nilai guna marjinal per rupiah dari tambahan pakaian adalah: nilai guna marjinal/harga = 50/50000 = 1/1000.

Ledua hipotesis tersebut mengandung pengertian yang sama. Syarat pemaksimuman nilai guna seperti yang dinyatakan dalam (1) dan (2) biasanya dinyatakan secara rumus aljabar, yaitu secara berikut:

            MU barang A = MU barang B = MU barang C
                     PA                               PB                                 Pc
Dalam pertemuan di atasMU adalah nilai guna marjinal dan PA, PB dan Pc berturut-turut adalah harga barang A, barang B, barang C.

E.     Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan
Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan bahwa semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan ke atasnya. Ada 2 faktor yang menyebabkan permintaan keatas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan: Efek penggantian dan Efek pendapatan.


a.      Efek Penggantian
http://she2008.files.wordpress.com/2010/06/gambar-8.jpg?w=570Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah. Misal, harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya sekarang MU barang A/PA menjadi lebih kecil dari semula. Kalau harga barang-barang lainnya tidak mengalami perubahan lagi maka perbandingan diantara nilai guna marjinal barang-barang itu dengan harganya (atau nilai guna marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, untuk barang B misalnya, MU barang B/PB yang sekarang adalah sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A naik, keadaan yang berikut berlaku:



b.      Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil bertambah, dan ini akan mendorong konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya. Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek pendapatan, lebih memperkuat lagi efek panggantian didalam mewujudkan kurva permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

F.     Surplus Konsumen
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat. Perhatikan contoh sederhana berikut. Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp 1500. Sesampainya dipasar dia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya berharga Rp 1000. Jadi ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp 500 lebih murah daripada harga yang tersedia dibayarkannya. Nilai Rp 500 ini dinamakan surplus konsumen.[2]









BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Teori Perilaku konsumen adalah teori yang mempelajari tentang proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Teori perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan : pendekatan nilai guna kardianal (marginal utility) dan pendekatan nilai guna ordinal (indifference curve).
Teori nilai guna yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang tertentu.
Dalam teori nilai guna dibedakan menjadi dua pengertian : Nilai guna total dan nilai guna marjinal
Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut.
Salah satu pemisalan penting dalam teori ekonomi adalah setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya.dengan perkataan lain, setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya.
Cara memaksimumkan nilai guna yaitu dalam  menentukan susunan atau komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama besarnya
Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang maksimum adalah: Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.

Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan bahwa semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan ke atasnya. Ada 2 faktor yang menyebabkan permintaan keatas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan: Efek penggantian dan Efek pendapatan.
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.


















DAFTAR PUSTAKA

Triambarr, “Teori Nilai Guna (Utility)”, Blog Triambarr. Triambarwat.blogspot.com/2-13/10 teori-nilai-guna-utility.html (6 Oktober 2013).
Sukirno,Sadono, Mikroekonomi Teori Pengantar, edisi Ketiga. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada ).



[1] Triambarr, “Teori Nilai Guna (Utility)”, Blog Triambarr. Triambarwat.blogspot.com/2-13/10 teori-nilai-guna-utility.html (6 Oktober 2013).

[2]Sadono, Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, edisi Ketiga. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada ).

No comments:

Post a Comment